puisiku

19.31 Edit This 0 Comments »
aku diam
aku bergerak
aku

09.25 Edit This 0 Comments »
pada mulanya aku adalah harta terpendam,
kemudian aku ingin dikenal,
maka aku menciptakan makhluk,
ma

MUTIARA DUA KATA

07.52 Edit This 0 Comments »



Rasul saw. bersabda:
Ada dua perilaku yang paling mulia
Iman kepada Allah
Dan berbuat baik kepada manusia

Orang yang tak punya niat tercela
Oleh Allah telah diampuni dosanya
Orang yang berniat menolong
Pada orang-orang yang dianiaya
Dan membantu ummat Islam memenuhi kebutuhannya
Pahala haji mabrurlah balasannya

Bagi Allah,
Hamba yang paling dicinta
Adalah orang yang paling berguna bagi sesama
Sedang perbuatan yang paling utama
Adalah membuat hati ummat Islam berbahagia

Ada dua perilaku yang paling hina
Menyekutukan Tuhan
Dan mencipta petaka bagi manusia

Bergaullah bersama ulama
Dan dengarkanlah fatwa hukama
Sebab Allah hidupkan hati yang mati
Dengan cahaya ilmu yang berguna
Sebagaimana Allah suburkan bumi
Dengan curahan hujan yang menerpa

Abu Bakar r.a. berkata:
Orang yang masuk alam barzah
Tanpa berbekal amal saleh
Ia bagaikan mengarungi samudera
Tanpa bahtera
Kemuliaan dunia dengan harta
Kemuliaan akhirat dengan amal bakti
Utsman r.a. mengatakan:
Obsesi duniawi padamkan hati
Obsesi ukhrawi sinari hati

Ali r.a. berkata:
Hakikat orang mencari ilmu, menelusuri jalan ke surga
Hakikat orang durhaka, menggali lorong menuju neraka

Yahya bin Mu’adz berkata:
Tiada mungkin orang mulia,
Melakukan dosa dan durhaka
Dan tiada mungkin orang bijaksana,
Mengedepankan urusan dunia

Al-A’masy berkata:
Orang yang bermodalkan takwa,
Lidahnya akan kelu, untuk membilang laba agamanya
Dan orang yang bermodalkan harta,
Lidahnya akan kaku, untuk menghitung rugi agamanya.

Sufyan ats-Tsauri berkata:
Maksiat yang bermula dari syahwat
Masih terampuni dengan bertobat
Sedang maksiat karena keras kepala
Asa tobatnya akan sia-sia

Seorang zuhud mengatakan:
Orang yang berdosa sembari tertawa
Allah akan melemparkannya ke dalam neraka
Sementara ia menangis penuh duka
Sedang orang yang taat sambil menghiba
Allah akan menempatkannya di surga
Sementara ia tertawa bahagia


Seorang filosuf berkata:
Jangan pernah engkau remehkan
Sekecil apa pun kekeliruan
Sungguh ia menambah beban
Pada kesalahan besar tak terbilangkan

Rasul saw. bersabda:
Tak ada istilah dosa kecil bila dikekali
Dan tak ada dosa besar bila disesali

Maqalah mengatakan:
Orang yang arif akan berobsesi
Lantunkan puji kepada Ilahi
Untuk menggapai manunggal dengan Ilahi
Orang yang zuhud punya cita
Haturkan doa kepada Sang Esa
Agar dirinya tentram sentosa

Seorang filosuf berkata:
Orang yang menyangka punya penguasa
Lebih mulia dari Allah
Betapa sempit pengetahuannya
tentang keagungan Yang Mahakuasa
Dan orang yang mengira punya seteru
Lebih perkasa dart dirinya
Sungguh sedikit yang la tahu,
Tentang ihwal pribadinya

Abu Bakar r.a. berkata:
Daratan adalah lisan
Sedang lautan adalah hati
Jika lisan telah binasa
Jiwa manusia akan terluka
Dan jika hati tak lagi suci
Malaikat pun menangis berduka hati
Maqalah mengatakan:
Sifat serakah telah memperbudak para raja
Dan sikap tabah telah merajakan para hamba sahaya
Adalah terpuji

Betapa beruntung
Orang yang akalnya membimbing,
Sedang nafsunya terbimbing
Dan betapa celaka
Orang yang nafsunya membina,
Sedang akalnya terbina

Orang yang meninggalkan dosa-dosa
Niscaya merdeka hatinya
Dan orang yang ditinggalkan harta haram
Tentu beninglah pikirnya

Para Nabi menerima wahyu
Taatilah perintah-perintah-Ku
Dan jangan kau durhakai nasihat-Ku
Maqalah mengatakan:
Kesempurnaan akal akan tercapai
Dengan menapak ridha Ilahi
Dan menjauhi murka I1ahi

Tak ada kata terlantar bagi orang pintar
Dan tak ada sejengkal tanah bagi orang bodoh

Seseorang dikatakan taat
Apabila dengan Allah ia makin dekat
Dan dengan manusia ia selalu erat

Perilaku amal bakti, pertanda ma’rifat kepada Ilahi
Sebagaimana gerak badan
Menjadi pertanda adanya kehidupan
Rasul saw. bersabda:
Awal mula segala dosa,
Adalah terlampau cinta harta
Dan awal mula segala sesat,
Ialah enggan tunaikan zakat

Maqalah mengatakan:
Adalah terpuji
Orang yang mengaku tak kuasa mengabdi
Sedangkan nyata penuhi amri
Sebab pengakuan tak berdaya
Adalah pertarzda diterima amalnya

Tak mau syukuri nikmat Ilahi
Ialah pertanda berjiwa keji
Sedang tahu perbuatan keji dan tetap menjalani
Adalah mencelakakan diri sendiri

Seorang penyair mengatakan:
Wahai para manusia yang disibukkan harta
Terlelap dalam kubangan asa
Serta senantiasa terlena
Ketika kemudian ajalnya menyapa
Dan kematian datang dengan tiba-tiba
Alam kubur memasang segala daya
Dan nikmatilah hiruk-pikuknya
Lewat ajal, kematian kan nyata

Dalam munajatnya Abu Bakar asy-Syibli mengatakan:
Tuhanku, sungguh aku suka
Memberikan semua kebaikanku kepada-Mu
Padahal aku membutuhkannya
Karenanya,
Bagaimana Engkau tak suka
Menjatuhkan semua keburukanku padaku
Sedangkan Engkau tak membutuhkannya
Bila dirimu ingin sentosa,
Tentram bersama Yang Kuasa
Maka tinggalkanlah dengan rela,
Apa-apa yang kau suka

Andai saja dapat kau nikmati
Betapa indah dekat dengan Ilahi
Pastilah engkau akan merasa
Betapa sering berpisah dari-Nya

Syeikh Muhyiddin Ibnu Araby

00.42 Edit This 0 Comments »
Ayat - ayat dzikir


“Maka dzikirlah kepadaKu, maka Aku Dzikir kepadamu.”
Maknanya, dzikirlah kepadaKu dengan menjawab patuh, dengan taat, dengan kehendak, maka Aku ingat kepadamu dfengan limpahan anugerah, limpahan melalui penempuhan jalan kepadaKu dan limpahan Nurul Yaqin.

“Yaitu orang yang berdzikir kepada Allah dengan berdiri dan duduk dan tidur dan bertafakur dalam penciptaan langit dan bumi. Ya Tuhan kami Engkau tidak menciptakan semua ini batil. Maha Suci ngkau, maka lindungi kami dari siksa neraka.””

“Yaitu orang yang berdzikir kepada Allah” dalam segala kondisi, dengan berbagai situasi.

“Dengan berdiri” di dalam maqom Ruh dan Musyahadah.
“Dan duduk “ dalam posisi qalbu melalui Mukasyafah.
“Dan tidur” yakni ketika pada posisi pergolakan mereka di posisi nafsu, melalui Mujahadah (perjuangan melawan hawa nafsu.”
“Dan bertafakur” dengan lubuk jiwa yang dalam yang murni dan bersih dari kotoran imajinasi.
“Dalam penciptaan langit dan bumi.” Yakni dalam penciptaan alam Ruh dan alam fisik, lantas bermunajat, ketika bermusyahadah:

“Ya Tuhan kami Engkau tidak menciptakan semua ini batil.” Maksudnya batil aadalah sesuatu selain DiriMu, karena selain DiriMu adalah batil, bahkan Engkau jadikan semua itu sebagai ekspressi dari Asma’ dan SifatMu.

“Maha Suci Engkau, “ Sungguh Maha Suci Engkau, jika ditemukan Selain DiriMu, bahwa segala sesuatu mana pun pastilah Engkau Menyertainya.
“Maka lindungi kami dari siksa neraka.” Dari neraka hijab atas semesta ini dari Af’al-af’alMu, dan hijab Af’al dari SifatMu, dari Hijab Sifat dari DzatMu, dengan perlindungan paripurna yang mencukupi.

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya, dan bersabihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.”

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya,“ dengan Lisan di Maqom Nafu, dengan Hadir di Maqom Qalbu, dengan Munajat di Maqom Sirr, dan dengan Musyahadah di Maqom Ruh, serta Wushul di Maqom KHafa’, dan Fana’ di Maqom Dzat.

“Dan bersabihlah kepadaNya” melalui upaya memasuki Tajrid dari Af’al, Sifat dan Dzat.

“Di waktu pagi “ ketika waktu terbitnya fajar cahaya qalbu.
“Dan petang.” Ketika datangnya kegelapan nafsu, dan malam sirnanya matahari Ruh melalui fana’ dalam Dzat. Yakni dari waktu fajar cahaya hati hingga fana’ dalam keabadianNya selamanya.

“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah dengan mengingat Allah qalbu jadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)

“Yaitu orang-orang yang beriman” yakni mereka yang hatinya kembali mengenalNya.

“Dan hati mereka tenteram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah dengan mengingat Allah qalbu jadi tenteram.”.”

Dengan dzikir nafsu melalui Lisan, dan Tafakkur dalam nikmat-nikmatNya, atau Dzikir Qalbu melalui renungan di alam Malakut, memandang Sifat-sifat Maha Indah dan Maha AgungNya .

Dalam kualifikasi dzikir ada:
� Dzikir Nafsu dengan Lisan dan merenungkan nikmatNya.
� Dzikir Qalbu dengan melihat Sifat-sifatNya.
� Dzikir Sirr dengan Munajat.
� Dzikir Ruh dengan Musyahadah.
� Dzikir Sunyi Jiwa (Khafa’) dengan rindu asyik ma’syuk.
� Dzikrullah dengan fana’ di dalamNya.

Nafsu senantiasa mengalami nuansa sempit manakala muncul karakternya dan ucapannya, hingga mempengaruhi hati. Bila berdzikir kepada Allah, nafsu jadi tenang dan sirnalah keraguan (waswas) sebagaimana sabda Nabi saw: “Sesungguhnya syetan meletakkan belalainya pada qalbu manusia, dan manakala manusia berdzikir, maka ia menyingkir, hingga qalbu jadi tenang.”

Begitu juga Dzikir qalbu di alam Malakut dan memandang alam Jabarut. Semua dzikir tidak terjadi kecuali setelah terbangunnya rasa tenteram. Sedangkan amal; saleh di sana sebagai “pembersihan” dan “periasan jiwa”.
“Niscaya Dzikir Allah itu lebih besar” (Al-Ankabut)
Yaitu Dzikr Dzat dalam Maqom Fana’ Murni dan Rahmat Allah swt di Maqom Tamkin (kemandirian ruhani bersamaNya) di Maqom Baqo’ adalah lebih besar dari seluruh dzikir yang ada.
“Dan apabila sholat sudah ditunaikan maka menebarlah di bumi dan raihlah anugerah Allah, dan berdzikirlah sebanyak-banyaknya agar kalian meraih kebahagian.” (Al-Jum’ah: 10)

“Dan apabila sholat sudah ditunaikan maka menebarlah di bumi “ suatu perintah untuk bertebar dalam urai di bumi dan meraih anugerah Allah usai sholat. Semua itu sebagai isyarat untuk kembali pada penguraian setelah hamba fana’ dalam maqom Al-Jam’u (maqom berpadu dengan Allah) dalam sholat hakikat.

Sebab berhenti saja di maqom al-Jam’u merupakan Hijab Allah dari makhluk, hijab Dzat dari Sifat.

Maka “berurai” adalah wujud berbalik dalam Sifat pada saat kondisi Al-Baqo’ setelah Fana’ dengan Wujud Hakiki dan berjalan bersama Allah dalam kemakhlukan, serta meraih fadhal Allah, yakni meraih bagian-bagian Tajallinya Asma’ dan Sifat, dan kembali ke Maqom bumi nafsu, dan menyelaraskan Nafsu manusia dengan Allah swt.

“Dann berdzikirlah sebanyak-banyaknya.” Yakni hadirkanlah Kesatuan Tunggal Esensial dalam nuansa “Banyak”nya Sifat-sifat. Bahwa ia tidak terhijab oleh “keragaman banyak” dari KemahatunggalanNya, jauh dari sesat setelah meraih hidayah, dan senantiasa terus menerus disiplin dalam Istiqomah di dalam penyelarasan dan [pemenuhan Hak-hak Allah dan Hak Makluk secara bersamaan; menjaga “Padu” dan “Urai” secara bersamaan pula.

“Agar kalian meraih kebahagian” dengan kem,enangan agung, yaityu hikmah posisi “perpaduan”.

“Dan siapakah yang lebih dzolim disbanding orang yang menghalang-halangi mengingat Nama Allah di masjid-masjid Allah, dan berusaha merobohkannya?” (Al-Baqoroh: 114)

Siapakah yang lebih dzolim dan lebih hancur disbanding orang yang merusak kebenaran Allah swt, yang menhalabngi masjid-masjidNya yaitu tempat sujud kepada Allah, yang tak lain adalah qalbu-qalbu beriman, yang di dlamnya mengenal Allah swt. Hingga qalbu sujud dengan kefanaan Dzat.

Sebab dalam qalbu itu disebut NamaNya dalam dzikirnya berupa Ismul A’dzom (Nama Agung), karena Ismul A’dzom itu tidak akan tampak kecuali dalam qalbu, yaitu Tajallinya Dzat dalam semua Sifat, atau AsmaNya yang khusus yang masing-masing ada secara Paripurna berselaras dengan kesiapan dalam qalbu hambaNya.

Lantas yang paling dzolim juga berupaya merobohkan masjid-masjid qalbu yang berdzikir itu dengan cara mengotorinya, mengalahkannya mencampurinya dengan berbagai imajinasi, dengan campuran fitnah yang merusak di dalamnya, yang menyeret nafsu dan syetan, keraguan dan gangguannya.

Di dunia mereka ini hina dina, karena batilnya agama dan akidahnya, disamping upayanya merusak kebenaran agama Allah swt, sedangkan di akhirat mereka meraih siksa besar, yaitu terhijab dari Allah swt, karena keyakinannya.

“Di rumah-rumah, Allah mengizinkan NamaNya diluhurkan dan disebut. Di dalamnya ia bertabih bagiNya pagi dan petang.”

“Lelaki-lelaki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli, dari dzikir kepada Allah…” (An-Nuur 36)

“Di rumah-rumah,” qalbu beriman, Allah memberi hidayah kepada yang dikehendaki dalam berbagai tahapan,.

“ Allah mengizinkan NamaNya diluhurkan” ditinggikan bangunan-bangunannya , diluhurkan derajat-derajatnya.
“Dan disebut,” dalam dzikir, Asma dengan lisannya, mujahadah dan berakhlaq dengan berbagai akhlaq di maqom nafsu; dan hadirnya hati, muroqobah, berkarakter dengan sifat luhur di maqom qalbu..
Disamping munajat, dialog dan perwujudan hakikat di maqom Sirr (Rahasia Qalbu), serta Musyahadah di dalam cahaya di Maqom Ruh, tenggelam, terliput, dan fana’ di Maqom Dzat.

“ Di dalamnya ia bertabih bagiNya pagi dan petang.” Melalui Tanzih, Tauhid, Tajrid dan Tafrid, baik di pagi Tajalli dan petangnya tirai.

“Lelaki-lelaki” yaitu mereka yang tergolong sebagai individu yang bergegas cepat menuju Allah, menepiskan segala hal selain Allah, menyendiri bersama Allah, dan bangkit bersama Allah swt.
“Yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli, “ dengan tidak menukar zuhudnya dengan dunia hina, juga tidak menjual dirinya dengan hartanya, “dari dzikir kepada Allah…”

(Tulisan ini, merupakan bagian dari Penafsirasn Syeikh Muhyiddin Ibnu ‘Araby seputar ayat-ayat tentang Dzikrullah, dan masih banyak ayat tentang dzikir yang belum kami kutip. Editor sekadar mengutip dari Tafsir Sufi beliau”Tafsirul Qur’anil ‘Adzim,” Darul Fikr, Beirut.)


www.sufinews.com

syairku

06.02 Edit This 0 Comments »
kudekap dirinya,
kupeluk seakan - akan tiada yang dapat memisahkan kami
tapi bersamaku ia merana,
hanya kedukaan yang didapatnya
yang ia mau hanya bersama kekasihnya

dia tersenyum manis ketika nama kekasihnya kupanggil
teruskan, panggillah nama kekasihku
puaskan hasratmu akan nama-Nya
bukankah Dia sangat keren
tidak-tidak, dia tidak keren tetapi Dialah yang Maha

kami duduk bersama
dalam kesenangan yang tak terlawan
mengingat dan memanggil nama Sang Cinta
Allah, Allah, Allah....
aku dan hatikupun damai bersama sang Kekasih

syair imam syafii

07.19 Edit This 1 Comment »
RENDAH HATI
Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Sa’ad,
Sementara di sekitarnya terdapat gunung-gunung
dan tebing-tebing.Padahal aku tak beralas kaki,
dan tak berkendaraan.
Tanganku pun kosong dan,
jalan ke sana amat mengerikan.

www.sufinews.com

syair imam syafii

07.22 Edit This 0 Comments »
ANUGRAH ALLAH
Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku,
yang penuh dengan anugerah.
Engkaulah sumber satu-satunya,
pada saat penciptaanku.
Hidarkan aku dari anugerah yang buruk.
Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku,
hingga saat Engkau mematikanku.

www.sufinews.com

syair imam syafii

07.21 Edit This 0 Comments »
KEPUASAN (QANA'AH)
Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan,
lalu kupegang erat-erat ujungnya.
Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta,
dan memerintah bak seorang raja.

www.sufinews.com

syair imam syafii

07.19 Edit This 0 Comments »
TENTANG CINTA
Engkau durhaka kepada Allah,
dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya.
Ini adalah suatu kemustahilan.
Apabila benar engkau mencintai-Nya,
pastilah engkau taati semua perintah-Nya.
Sesungguhnya orang menaruh cinta,
Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya.
Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu,
setiap saat dan tak ada rasa syukur,
yang engkau panjatkan kepada-Nya.

www.sufinews.com

syair imam syafii

07.17 Edit This 0 Comments »
MENCINTAI AKHIRAT
Duhai orang yang senang memeluk dunia fana,
Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia,
Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu,
kepada duniamu itu.
Karena kelak engkau akan berpelukan,
Dengan bidadari di surga.
Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi,
maka hindarilah jalan menuju api neraka.

www.sufinews.com

syair imam syafii

07.16 Edit This 0 Comments »
TIPUAN PALSU
Aku melihat tipu muslihat dunia,
tatkala ia bertenggerdi atas kepala-kepala manusia,
dan membincangkan manusia-manusia yang terkena
tipunya.
Bagi mereka,
Orang sepertiku tampak amat tak berharga.
Aku disamakan olehnya,
dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan.